Dzikir Pagi & Petang Sesuai Tuntunan Rasulullah Serta Keutamaannya
Sangat banyak ayat ataupun hadits yang menerangkan keutamaan
berdzikir kepada Allah. Bahkan Allah dan Rasul-Nya telah memerintahkan
dan menganjurkan kepada kita agar senantiasa berdzikir dan mengingat-Nya
(lihat edisi 29/III tentang dzikir-dzikir setelah shalat wajib). Jangan
sampai harta, anak-anak ataupun kegiatan duniawi melalaikan kita dari
berdzikir kepada Allah.
وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَاناً فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ
“Barangsiapa yang berpaling
dari pengajaran (Rabb) Yang Maha Pemurah (al-Quran), Kami adakan baginya
syaithan (yang menyesatkan) maka syaithan itulah yang menjadi teman
yang selalu menyertainya.” (QS. az-Zukhruf [43] : 36)
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ
تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلاَ أَوْلاَدُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللهِ وَمَنْ
يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman,
janganlah harta-harta kalian dan anak-anak kalian melalaikan kalian dari
mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah
orang-orang yang rugi.” (QS. Al-Munaafiquun: 9)
“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut (pada siksaanNya), serta tidak mengeraskan suara, di pagi dan sore hari. Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai”. (QS. Al-A’raaf, [7]: 205).
Rasul Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
مَثَلُ الَّذِيْ يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِيْ لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ
“Perumpamaan orang yang ingat akan Rabbnya dengan orang yang tidak ingat Rabbnya laksana orang yang hidup dengan orang yang mati.” [HR. Al-Bukhari dalam Fathul Bari 11/208. Imam Muslim meriwayatkan dengan lafazh sebagai berikut: “Perumpamaan
rumah yang digunakan untuk dzikir kepada Allah dengan rumah yang tidak
digunakan untuk dzikir, laksana orang hidup dengan yang mati”. (Shahih Muslim 1/539).]
Sangat banyak ayat ataupun hadits lain yang menerangkan keutamaan
berdzikir kepada Allah. Bahkan Allah dan Rasul-Nya telah memerintahkan
dan menganjurkan kepada kita agar senantiasa berdzikir dan
mengingat-Nya. Jangan sampai harta, anak-anak ataupun kegiatan duniawi
melalaikan kita dari berdzikir kepada Allah.
Di antara dzikir-dzikir yang disunnahkan untuk dibaca dan diamalkan
adalah dzikir pagi dan sore. Dzikir pagi dilakukan setelah shalat shubuh
sampai terbit matahari atau sampai matahari meninggi saat waktu dhuha,
kira-kira jam tujuh atau jam delapan. Adapun dzikir sore dilakukan
setelah shalat ‘ashar sampai terbenam matahari atau sampai menjelang
waktu ‘isya.
Banyak sekali keutamaan dzikir pagi dan sore sebagaimana yang
dijelaskan di dalam hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, Di antara sabdanya:
“Sungguh aku duduk bersama suatu kaum
yang berdzikir kepada Allah setelah shalat shubuh sampai terbitnya
matahari lebih aku sukai daripada membebaskan/memerdekakan empat orang
dari keturunan Nabi Isma’il (bangsa ‘Arab). Dan sungguh aku duduk
bersama suatu kaum yang berdzikir kepada Allah setelah shalat ‘ashar
sampai terbenamnya matahari lebih aku sukai daripada membebaskan empat
orang (budak).” (HR. Abu Dawud no.3667 dan dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albaniy dalam Shahih Abu Dawud 2/698)
Adapun bacaan dan arti serta penjelasan tentang keutamaannya adalah sebagai berikut:
1. Membaca Ayat Kursiy (Al-Baqarah:255) 1x pagi dan sore:
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم —- اللّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ
الْحَيُّ الْقَيُّومُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَّهُ مَا فِي
السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ
إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ
يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاء وَسِعَ كُرْسِيُّهُ
السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَؤُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ
الْعَظِيمُ
Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk—–. “Allah
tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal
lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak
tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat
memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa
yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak
mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.
Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat
memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
[Barangsiapa membacanya di pagi hari maka akan dilindungi dari
(gangguan) jin sampai sore, dan barangsiapa yang membacanya di sore hari
maka akan dilindungi dari gangguan mereka (jin).] (HR. Al-Hakim 1/562 dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albaniy dalam Shahih At-Targhiib wat Tarhiib 1/273)
2. Membaca surat Al-Ikhlaash, Al-Falaq dan An-Naas pada pagi dan sore 3X.
“Barangsiapa yang membacanya tiga kali ketika pagi dan ketika sore maka dia akan dicukupi dari segala sesuatu.” (HR. Abu Dawud 4/322, At-Tirmidziy 5/567, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/182)
3. Membaca pada pagi hari 1x:
أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ
الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ
مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ
شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ
مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي
النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ
“Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah,
segala puji bagi Allah. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali
Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. Bagi-Nya kerajaan dan bagiNya
pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala se-suatu. Hai Tuhan, aku
mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku
berlindung kepadaMu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya.
Wahai Tuhan, aku berlindung kepadaMu dari kemalasan dan kejelekan di
hari tua. Wahai Tuhan! Aku berlindung kepadaMu dari siksaan di Neraka
dan kubur.”
Jika sore hari membaca:
أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ
الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ
مَا فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ
شَرِّ مَا فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا، رَبِّ أَعُوْذُ
بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ
فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ
“Kami telah memasuki waktu sore dan
kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) kecuali Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu
bagiNya. Bagi-Nya kerajaan dan bagiNya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa
atas segala se-suatu. Hai Tuhan, aku mohon kepada-Mu kebaikan di malam ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan malam
ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Tuhan, aku berlindung kepadaMu dari
kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Tuhan! Aku berlindung
kepadaMu dari siksaan di Neraka dan kubur.”
(HR. Muslim 4/2088 no.2723 dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu)
4. Membaca ketika pagi 1x:
اللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ
“Ya Allah, dengan rahmat dan pertolonganMu kami memasuki waktu
pagi, dan dengan rahmat dan pertolonganMu kami memasuki waktu sore.
Dengan rahmat dan pertolonganMu kami hidup dan dengan kehendakMu kami
mati. Dan kepadaMu kebangkitan (bagi semua makhluk).”
Jika sore hari membaca:
اللَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ
“Ya Allah, dengan rahmat dan pertolonganMu kami memasuki waktu sore, dan dengan rahmat dan pertolonganMu kami memasuki waktu pagi. Dengan rahmat dan pertolonganMu kami hidup dan dengan kehendakMu kami mati. Dan kepadaMu akan kembali (bagi semua makhluk).”
(HR. At-Tirmidziy 5/466, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/142)
5. Membaca Doa Sayyidul Istighfar pagi dan sore 1X:
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ
وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ،
أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ
عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ
الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
“Ya Allah! Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak
disembah kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakan aku. Aku adalah
hambaMu. Aku akan setia pada perjanjianku denganMu semampuku. Aku
berlindung kepadaMu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmatMu
kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku.
Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.”
[Barangsiapa yang mengucapkannya dalam keadaan yakin dengannya ketika
sore hari lalu meninggal di malam harinya, niscaya dia akan masuk
surga. Dan demikian juga apabila di pagi hari. (HR. Al-Bukhariy 7/150)]
6. Membaca ketika pagi dan sore 3x:
اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ
سَمْعِيْ، اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ.
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوْذُ
بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ
“Ya Allah! Selamatkan tubuhku (dari penyakit dan yang tidak aku
inginkan). Ya Allah, selamatkan pendengaranku (dari penyakit dan maksiat
atau sesuatu yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkan
penglihatanku, tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Engkau. Ya
Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kekufuran dan
kefakiran. Aku berlindung kepadaMu dari siksa kubur, tiada Tuhan (yang
berhak disembah) kecuali Engkau.”
(HR. Abu Dawud 4/324, Ahmad 5/42, An-Nasa`iy di dalam ‘Amalul Yaum
wal Lailah no.22 dan Ibnus Sunniy no.69, serta Al-Bukhariy di dalam
Al-Adabul Mufrad dan dihasankan sanadnya oleh Asy-Syaikh Ibnu Baz di
dalam Tuhfatul Akhyaar hal.26)
7. Membaca pagi dan sore 1X:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا
وَالْآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إِنَّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ
فِيْ دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ، اللَّهُمَّ اسْتُرْ
عَوْرَاتِيْ، وَآمِنْ رَوْعَاتِيْ، اللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ
يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ، وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ
فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ
“Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di
dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan
keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah,
tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan
tenteramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah! Peliharalah aku dari muka,
belakang, kanan, kiri dan atasku. Aku berlindung dengan kebesaranMu,
agar aku tidak disambar dari bawahku (oleh ulat atau bumi pecah yang
membuat aku jatuh dan lain-lain).” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah, lihat Shahih Ibnu Majah 2/332)
8. Membaca pagi dan sore 1X:
اللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ
وَالْأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ
إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ
الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا، أَوْ
أَجُرَّهُ إِلَى مُسْلِمٍ
“Ya Allah! Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai
Tuhan pencipta langit dan bumi, Tuhan segala sesuatu dan yang
merajainya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang hak kecuali Engkau.
Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan diriku, setan dan balatentaranya,
dan aku (berlindung kepadaMu) dari berbuat kejelekan terhadap diriku
atau menyeretnya kepada seorang muslim.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidziy, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/142)
9. Membaca ketika pagi dan sore 3x:
بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
“Dengan nama Allah yang bila disebut, segala sesuatu di bumi dan
langit tidak akan berbahaya, Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.”
Barangsiapa yang mengucapkannya tiga kali ketika pagi dan tiga kali
ketika sore, tidak akan membahayakannya sesuatu apapun. (HR. Abu Dawud
4/323, At-Tirmidziy 5/465, Ibnu Majah dan Ahmad, lihat Shahih Ibnu Majah
2/332)
10. Membaca ketika pagi dan sore 3x:
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا
“Aku rela Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai nabi”
Boleh juga ditambah:
…وَرَسُوْلاً
…dan Rasul (yang diutus oleh Allah).”
[“Barangsiapa yang mengucapkannya tiga kali ketika pagi dan ketika
sore maka ada hak atas Allah untuk meridhainya pada hari kiamat.”] (HR.
Ahmad 4/337, An-Nasa`iy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.4 dan Ibnus
Sunniy no.68, Abu Dawud 4/418, At-Tirmidziy 5/465 dan dihasankan oleh
Asy-Syaikh Ibnu Baz di dalam Tuhfatul Akhyaar hal.39)
11. Membaca ketika pagi dan sore 1X:
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لِيْ
شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ
“Wahai Tuhan Yang Maha Hidup, wahai Tuhan Yang Berdiri Sendiri
(tidak butuh segala sesuatu), dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan,
perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekalipun
sekejap mata (tanpa mendapat pertolongan dariMu).”
(HR. Al-Hakim dan beliau menshahihkannya serta disepakati oleh Adz-Dzahabiy 1/545, lihat Shahih At-Targhiib wat Tarhiib 1/273)
12. Membaca ketika pagi 1X:
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ الإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ الإِخْلاَصِ،
وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ
مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
“Di waktu pagi kami memegang agama Islam, kalimat ikhlas, agama
Nabi kita Muhammad, dan agama ayah kami Ibrahim, yang berdiri di atas
jalan yang lurus, muslim dan tidak tergolong orang-orang musyrik.”
Jika sore hari membaca:
أَمْسَيْنَا عَلَى فِطْرَةِ الإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ الإِخْلاَصِ،
وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ
مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
“Di waktu sore…..”
(HR. Ahmad 3/406, 407, Ibnus Sunniy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.34, lihat Shahiihul Jaami’ 4/209)
13. Membaca 100x pagi dan sore:
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
“Maha Suci Allah, dan aku Memuji-Nya”
[Barangsiapa yang membacanya seratus kali ketika pagi dan sore maka
tidak ada seorang pun yang datang pada hari kiamat yang lebih utama
daripada apa yang dia bawa kecuali seseorang yang membaca seperti apa
yang dia baca atau yang lebih banyak lagi.” (HR. Muslim 4/2071)]
14. Membaca 1x atau 10X ketika pagi:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
“Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa,
tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah
yang berkuasa atas segala sesuatu.”
[Dibaca sepuluh kali, atau cukup sekali dalam keadaan malas/ kurang
bersemangat] (HR. Abu Dawud 4/319, Ibnu Majah, Ahmad 4/60, lihat Shahih
Abu Dawud 3/957 dan Shahih Ibnu Majah 2/331)
15. Membaca 100 X ketika pagi (atau bisa dalam sehari):
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
“Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa,
tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah
yang berkuasa atas segala sesuatu.”
[“Barangsiapa yang membacanya seratus kali dalam sehari maka
(pahalanya) seperti membebaskan sepuluh budak, ditulis untuknya seratus
kebaikan, dihapus darinya seratus kesalahan, dan dia akan mendapat
perlindungan dari (godaan) syaithan pada hari itu sampai sore, dan tidak
ada seorang pun yang lebih utama daripada apa yang dia bawa kecuali
seseorang yang mengamalkan lebih banyak dari itu.”] (HR. Al-Bukhariy
4/95, Muslim 4/2071)
16. Membaca ketika pagi 3x:
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ: عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ
“Maha Suci Allah, aku memujiNya sebanyak makhlukNya, sejauh
kerelaanNya, seberat timbangan arasyNya dan sebanyak tinta tulisan
kalimatNya.” (HR. Muslim 4/2090)
17. Membaca pada pagi hari:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
“Ya Allah, sungguh aku memohon kepadaMu ilmu yang manfaat, rizki yang baik dan amal yang diterima.”
(HR. Ibnus Sunniy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.54, Ibnu Majah
no.925 dan dihasankan sanadnya oleh ‘Abdul Qadir dan Syu’aib Al-Arna`uth
di dalam tahqiq Zaadul Ma’aad 2/375)
18. Membaca 100 X sehari:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
“Aku mohon ampun kepada Allah, dan aku bertaubat kepada-Nya” (HR. Al-Bukhariy bersama Fathul Baari 11/101 dan Muslim 4/2075)
19. Membaca 3 X ketika sore:
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang diciptakanNya.”
[“Barangsiapa membaca doa ini pada sore hari sebanyak tiga kali,
tidak berbahaya baginya sengatan (binatang berbisa) pada malam itu”. HR.
Ahmad 2/290, An-Nasa’i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah, no. 590 dan Ibnu
Sunni no. 68. Lihat Shahih At-Tirmidzi 3/187, Shahih Ibnu Majah 2/266
dan Tuhfatul Akhyar, hal. 45.]
20. Membaca 10 X pagi sore:
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
“Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi kami Muhammad.”
[“Barangsiapa yang membaca shalawat kepadaku ketika pagi sepuluh
kali dan ketika sore sepuluh kali maka dia akan mendapatkan syafa’atku
pada hari kiamat.”] (HR. Ath-Thabraniy dengan dua sanad, salah satu
sanadnya jayyid, lihat Majma’uz Zawaa`id 10/120 dan Shahih At-Targhiib
wat Tarhiib 1/273)
Inilah di antara dzikir-dzikir yang disunnahkan dibaca ketika pagi
dan sore. Ada juga bacaan yang lainnya akan tetapi kebanyakan sanad
Haditsnya dha’if (lemah) sebagaimana yang dijelaskan oleh Asy-Syaikh
Al-Albaniy dan Asy-Syaikh Salim Al-Hilaliy. Walaupun tidak menutup
kemungkinan sebagiannya ada yang shahih.
DOA & DZIKIR INI UNTUK DIAMALKAN DAN DIAJARKAN KEPADA
KAUM MUSLIMIN. SEBAGAI PENGGANTI ATAS DZIKIR/ WIRID YANG TIDAK SESUAI
SUNNAH RASULULLAH. SEMOGA ALLAH MELIMPAHKAN BANYAK KEBERKAHAN, KEBAIKAN ,
DAN RAHMAT-NYA BAGI PARA PEMBACA DOA & DZIKIR INI, BAGI
PENYEBARNYA, DAN PENGAJARNYA. AAMIIN…
—MIFTACHUL MAHMUD ABU RAIHAN—
[1]
Penyusunan Do’a dan Dzikir ini merujuk pada Kitab“HISNUL MUSLIM”
(Perisai Seorang Muslim) Kumpulan Doa dan Dzikir Dari Al Quran dan As
Sunnah, Karya Syaikh Said bin Ali Al Qathani.